16.6.2020
Pandemi ini, benar juga semakin banyak yang terkena, hanya saja kita sudah mulai terbiasa. Para tenaga medis pasti kalut. Bagaimana lagi, kalau aku, harus buanyak banget bersyukur. Ya Allah.. tapi diluar sana buanyak yang ga lagi kerja, yang kehilangan rumah. Mereka bingung, takut sakit atau takut ga bisa makan. Otoke.. Heranku, kenapa juga masih ada orang orang yang mampu, tapi memiskinkan diri biar dapet bantuan. Mereka yang masih berpenghasilan tetap, tapi iri, saling iri dengan tetangganya yang dapet bantuan.
Aku, rasanya tu sebel juga lihat wong lanang di rumah terus. Duduk duduk diteras, liat hp berjam jam sambil senyam senyum sendiri, bingung cari es dan camilan. Ya Alhamdulillah tiap bulan dia masih ngasih jatah di masa pandemi ini. Akunya juga diem diem bae sih. Lupa jaga badan kadang. Tidur di siang hari dan insomnia di malam hari. Bertanya tanya, apakah hidupku sudah berguna? Rasanya kaya krisis identitas juga, seorang guru yang ga ngajar.
InsyaAllah nanti mulai tahun ajaran baru, kita mulai pembelajaran. Semoga aja ga ada kasus. Dan semoga kita diberi kesehatan.
Sekarang ini kita bener bener ga tahu umur kita, dan kemungkinan terpapar virus sangat tinggi dan tak terduga. Ngeri kalo memikirkan kesayangan kita sakit. Apakah Lila akan berangkat sekolah, rasanya ga papa kalo aku ngajar, InsyaAllah di tempatku ngajar masih aman. Tapi beda kalo Lila yang harus berangkat. Rasanya was was. Apalagi Salatiga ngeri.
Aku juga tahu dilema pemerintah yang juga dilema kita semua. Sebagai rakyat, sudahlah, jangan ngritik terus tapi kita bertindak acuh. Harusnya kita dukung keputusan pemerintah dan lebih bertanggung jawab. Pemerintah mengeluarkan keputusan dengan daerah abu-abu yang luas, namun itu karena bentrokan berbagai kepentingan.
Ya Allah, dengan corona ini, banyak hikmah yang bisa diambil, namun banyak pula cobaan yang terasa berat bagi saudaraku.
Dengan ini, banyak maksiat yang berkurang, konser musik, dunia malam, karaoke. Tapi ibadahpun juga terhambat.. sholat jama ah, haji, umroh sholat ied... dan banyak juga orang yang ga punya pekerjaan, dari berbagai bidang ðŸ˜.
Sekarang ini, aku ga berani bermimpi panjang, dan jangan kataku. Sudah, syukuri saja hari ini, dimana kita berada dalam kesehatan dan kecukupan. Dimana kita bisa berkumpul bersama yang tercinta.
Dan sekarang, keinginan berbuat dosa InsyaAllah, Alhamdulillah berkurang, takutnya kalo tiba tiba kita mati, paling tidak kesudahan kita di tempat yang baik. Bukan bermaksud egois, tapi kata ahli keuangan, kita harus punya dana darurat 12xpengeluaran bulanan. Mungkin itu dulu, tapi jangan menafikan berbagi pada orang yang terdesak. Hanya saja itupun perlu difikirkan. Alhamdulillah semua kebutuhan sudah terpenuhi. Jadi untuk harta dunia yang hanya titipan ini, kunasehatkan untuk diriku, beradalah di tengah tengah. Tidak boros, tapi juga tidak terlalu pelit. Menabung untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Berusaha ikhlas dan mempersiapkan segala kemungkinan terburuk.
Tulisanku, nasehat untukku, pengingat di suatu saat dimana musibah ini berlalu. Suatu kaum tdak serta merta bisa mengatakan dirinya beriman, tapi akan diuji. Dan ujian ujian ini, walau berupa kecemasan, akan membawa kita pada 3 hal:
- diampunkannya dosa
- menjadi tabungan pahala
- satu lagi apa ya, aku lupa.